Jumat, 10 November 2017

Tugas IASBD - Konsepsi ilmu budaya dalam agama, filsafat dan keindahan

TUGAS IASBD
“ KONSEPSI ILMU BUDAYA DALAM AGAMA, FILSAFAT DAN KEINDAHAN

Tugas IASBD

Disusun Oleh:
Aditya Prayoga Suyitno       (1555201479)
Yusuf Eko Nugroho             (1555201483)
Kevin Septyansyah Putra     (1555201515)


PRODI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2015




Kata Pengantar

            Alhamdulillah puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik kendatipun sangat sederhana.Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan limpahkan keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sebaik-baiknya insan lintang pemimpin bagi umat manusia karena berkat beliaulah kita masih dapat merasakan nikmatnya islam. Dalam makalah ini kami membahas tentang Konsepsi ilmu budaya dalam agama, filsafat dan keindahan Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini. Namun pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena tidak ada kesempurnaan sedikitpun di dunia ini. Dengan ini saya mengharap kritik dan saran untuk lebih memotivasi kami kedepan, terutama untuk dosen. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin....


Tangerang, 18 Desember 2015


                                                                                   Penulis









Daftar Isi


KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................................................
A. PENDAHULUAN ............................................................................................................................
      1.1  Latar belakang ...........................................................................................................................
      1.2  Pokok Masalah ...........................................................................................................................
B.  PEMBAHASAN ..............................................................................................................................
       2.1. Konsep ilmu budaya dalam agama ...........................................................................................
       2.2. Konsep ilmu budaya dalam filsafat ………………..................................................................
       2.3. Konsep ilmu budaya dalam keindahan .....................................................................................
C. PENUTUP .........................................................................................................................................
       3.1  Kesimpulan ................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................





BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
              Salah satu syarat yang teramat penting dalam kehidupan manusia adlah keyakinan, yang oleh sebagian orang di anggap sebagai agama. Tujuan agama aadalah mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani. Tindakan orang yang percaya akan kebesaran Tuhan yang menciptakan semesta alam ini, akan selalu atas rahmat-Nya. Setiap daerah, setiap agama, dan setiap orang mempunyai cara-cara tersendiri untuk mendekatkan diri dan memuja Tuhan. Hal ini lah yang sering di katakan sebagai konsepsi IBD ( ilmu budaya dasar ) dalam agama.
Filsafat dalam IBD adalah sebagai media. Kogkritnya, IBD menggunakan pengertian – pengertian yang berasal dari filsafat untuk melatih kepekaan mahasiswa dan memperluas wawasan pemikirannya dan menagamati suatu fenomena atau menkaji suatu masalah kemanusiaan dan budaya.

1.2 Pokok Masalah
1. Konsep ilmu budaya dalam agama
2. Konsep ilmu budaya dalam filsafat
3. Konsep ilmu budaya dalam keindahan





BAB II
Pembahasan

2.1   Konsep ilmu budaya dalam agama

                Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Salah satu syarat yang teramat penting dalam kehidupan manusia adalah keyakinan, yang oleh sebagian orang dianggap sebagai agama.
                 Yang menjadi pokok utama bagi manusia untuk mempercayai Tuhan dan perlunya hidup beragama adalah kebutuhan manusia akan rasa aman. Mereka yakin tiada daya dan upaya yang akan mempengaruhi kalau Tuhan tidak mengizinkan. Tuhan yang kita maksud adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki kekuatan dan kasih sayang serta Tuhan yang menjadi sasaran beribadah.
Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, perasaannya merasa selalu dilindungi oleh Tuhan baik dalam keadaan apapun, mereka tidak merasa takut. Kita perlu mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan, mengingat kebutuhan jiwa pada diri kita. Begitu juga dengan orang yang kehilangan kepercayaan diri, harga diri dan kasih sayang, kalau mereka percaya akan Tuhan maka mereka akan bisa menghadapinya dengan penuh ketenangan.
                   Setiap daerah, setiap agama, dan setiap orang mempunyai cara-cara atau budaya tersendiri untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Seperti di Bali, sebagian penduduknya memeluk agama Hindu, mereka mempunyai cara tersendiri dalam melakukan pemujaan terhadap Tuhan, mereka memuja Tuhan dengan sesajen yang berisi macam-macam buah dan kembang berwarna warni. Daerah lainnya seperti Jawa, Madura, Kalimantan dan sebagainya mempunyai cara tersendiri sesuai agamanya. Meskipun cara atau pun kebudayaannya berbeda  tetapi tujuannya sama yaitu Tuhannya.

Fungsi agama dalam IBD

             Agama memegang peranan penting dalam mempengaruhi norma, perilaku, dan sikap hidup individu maupun masyarakat. Nilai-nilai keagamaan sekarang mengalami universalisme sehingga memperluas partisipasi dalam masyarakat kepada semua anggotanya. Agama diyakini menjalankan beberapa fungsi dalam masyarakat, seperti fungsi edukatif, fungsi penyelamatan, fungsi memupuk persaudaraan, fungsi pengawasan sosial, serta fumgsi transformatif. Berikut ini akan dibahas masing-masing fungsi tersebut:

v  Fungsi edukatif
    Fungsi edukatif merupakan salah satu tujuan utama agama. Dalam pengajarannya agama selalu mendorong agar setiap individu selalu patuh dan taat serta mempraktekan ajaran dan perintah sesuai dengan agamanya. Melalui kehidupan rohani agamanya, seseorang diajarkan agar dapat tumbuh dewasa dan mengembangkan kepribadian yang baik sejalan dengan aturan dan nilai-nilai keagamaan. Dalam proses mengedukatif, unsur-unsur keagamaan telah mencakup kedalam bidang politik. Beberapa landasan dan dasar pemikiran politis berpegang kepada agama, sehingga menyebabkan timbulnya perpaduan nilai keagamaan dan politik. Atas peran edukatif ini, agama semakin semaki dipandang sebagai suatu keharusan dalam tindakannnya untuk memberikan konstribusi kepada masyarakat dalam bentuk pengajaran dan bimbingan.

v  Fungsi penyelamatan
   Agama yang merupakan pegangan dan pedoman hidup manusia diyakini merupakan jaminan yang paling utama dalam memperoleh keselamatan. Melalui ajaran agama diajarkan dan disebutkan cara dan aturan yang harus dipatuhi, ditaati, dan dijalankan agar dapat memperoleh keselamatan. Fungsi penyelamatan juga mencakup kehidupan manusia setelah berakhir d dunia dan harus memasuki duni akhirat. Agama mengajarkan kepada umatnya agar selalu berbuat baik sesuai dengan perintah dan nilai-nilai agama sehingga perbuatan baik tersebut akan membawanya ke “tempat bahagia”.

v  Fungsi memupuk persaudaraan
     Agama bersifat universal dan penganutnya terdapat dimana-mana dibelahan dunia manapun dan penganutnya berasal dari latar belakang sosial yang berbeda, suku, ras, warna kulit, gender, derajat sosial, pekerjaan, dan kasta yang berbeda-beda. Hal ini tercantum dalam al Qur’an, surat Hujuratayat 13 yang artinya: ”Hai manusia, sesungguhnya kami jadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulya disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. Agama dapat dikatakan berfungsi memupuk rasa persaudaraan diantara sesama manusia dalam menjalani hubungan erat.


2.2 Konsep ilmu budaya dalam filsafat

       Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal secara logis, sistematis dan universal untuk memahami sebuah masalah. Sedangkan kebudayaan adalah kebiasaan tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia digerakan oleh akal dan perasaannya.
                Apabila dibandingakan definisi kebudayaan dan definisi filsafat, keduanya bertemu dalam hal berfikir. Kebudayaan adalah cara berfikir, sedangkan filsafat adalah cara berfikir secara logis, sistematis dan universal. Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat itu mengendalikan cara berfikir kebudayaan, oleh karena itu perbedaan kebudayaan dapat dikembalikan kepada perbedaan filsafat. Pendekatan filosofis yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman.
Kebudayaan juga dipandang sebagai tata nilai. Sebagai contoh seseorang berbuat sesuatu karena sesuatu itu bernilai dan berguna bagi kehidupannya. Yang menentukan nilai itu ialah Tuhan Yang Maha Esa dan juga manusia itu sendiri yang dibedakan mana yang baik dan juga mana yang buruk. Orang yakin bahwa Tuhan itu ada tentu berbeda tingkah lakunya dengan orang yang tidak mempercayai, dan dapat terlihat dalam kebiasaan hidupnya.
Dengan belajar filsafat, diharapkan seseorang untuk:
Ø  Berusaha untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang belum diketahui.
Ø  Berendah hati bahwa tidak semua hal akan pernah diketahuinya dalam alam yang tak terbatas ini.
Ø  Mengoreksi diri, berani melihat sejauh mana kebenaran yang di cari telah dijangkaunya.
Ø  Tidak apatis terhadap lingkungan dan terhadap nilai yang hidup dalam masyarakat.
Ø  Senantiasa memberikan makna bagi setiap amal perbuatannya

2.3    Konsep ilmu budaya dalam keindahan
               Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
               Yang disebut keindahan obyektif ialah keindahan yang memang ada pada obyeknya yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan dan benar-benar nyata keberadaannya, yang diharuskan menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang disebut keindahan subyektif, adalah keindahan yang biasanya ditinjau dan segi subyek yang tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, namun dapat dirasakan dengan cara menghayatinya dalam hati, contoh dari keindahan ini adalah sikap yang ditimbulkan oleh seseorang. Dalam hal ini keindahan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang, suka, dan menambah penilaian yang tinggi terhadap sesuatu yang dilihat dan dirasa pada diri si penghayat tanpa diiringi keinginan-keinginan terhadap segala sesuatu yang praktis untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi. Keindahan dalam arti yang luas; Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya ‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan arsitektur ) dan hannonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi : keindahan semi, keindahan alam, keindahan moral, keindahan intelektual.
  • Keindahan seni
    adalah keindahan yang tercipta dari hasil karya seseorang tehadap seni.Seni sering sekali menjadi penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh pengamat objeknya.Seseorang paling dominan menikmati keindahan itu lewat seni.
  • Keindahan alam
    adalah keindahan yang sudah ada di alam sekitar kita.Keindahan yang ada bisa dinikmati oleh penglihatan kita.
  • Keindahan moral
    adalah keindahan yang tercipta dari tingkah laku dan perilaku kita sehari-hari.
  • Keindahan intelektual
    adalah pemikiran yang indah berdasarkan ilmu pengetahuan.
Hubungan Manusia Dan Keindahan
                Manusia adalah sesuatu yang indah, karena mereka menyukai terhadap keindahan alam maupun terhadap keindahan seni. Keindahan alam adalah “keharmonisan yang menakjubkan dan hukum-hukum alam”, yang dibukakan untuk mereka yang mempunyai kemampuan untuk menerimanya. Sedangkan keindahan seni adalah keindahan buatan atau hasil ciptaan manusia, yaitu buatan seseorang (seniman) yang mempunyai bakat untuk menciptakan sesuatu yang indah, sebuah karya seni. Rata-rata manusia terhadap yang indah tentu mengambil sikap terpesona. Sikap terpesona dan penilaian keindahan dari masing-masing orang ini merupakan karunia yang fitrah yang diberi oleh Tuhan kepada manusia agar dapat menjadikan manusia berpikir tentang kelembutan dan bersikap sesuai dengan bagaimana manusia itu semestinya.Bahwasanya tidak semua orang memiliki kepekaan keindahan itu memang benar, tetapi pada umumnya manusia mempunyai perasaan keindahan.

Hubungan Keindahan Dengan Seni
               Keindahan yang diperbincangkan dalam tulisan ini adalah keindahan seth, sehingga tidak terlepas dan pembicaraan tentang seni atau karya seni (keindahan seni, seni sebagai intuisi dan cita-cita seni). Keindahan tentang seni telah lama menarik perhatian para ahli atau filosof. Sejak jaman Plato sampai jaman modern sekarang ini. Teori tentang keindahan seni (artistik) muncul, karena mereka berpendapat bahwa seni adalah pengetahuan persepsi perasaan yang khusus. lstilah “estetika”, yang dikemukakan untuk pertama kali oleh Baumgarten, dipergunakan untuk membicarakan teori tentang keindahan seni (artistik). Kemudian pengertian estetika berkembang, akhir-akhir ini diberi arti sebagai “ilmu pengetahuan tentang seni”.

Hubungan Keindahan Dengan Nilai
               Batasan nilai bisa mengacu pada berbagai hal seperti minat, kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganan, daya tarik, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi seleksinya (Pepper, dalam Sulaeman, 1998). Rumusan di atas apabila diperluas meliputi seluruh perkembangan dan kemungkinan unsur-unsur nilai, perilaku yang sempit diperoleh dari bidang keahlian tertentu, seperti dari satu disiplin kajian ilmu. Di bagian lain, Pepper mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk. Sementara itu, Perry (dalam Sulaeman, 1998) mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subjek.





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

                Salah satu syarat yang teramat penting dalam kehidupan manusia adlah keyakinan, yang oleh sebagian orang di anggap sebagai agama. Tujuan agama aadalah mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani. Tindakan orang yang percaya akan kebesaran Tuhan yang menciptakan semesta alam ini, akan selalu atas rahmat-Nya. Setiap daerah, setiap agama, dan setiap orang mempunyai cara-cara tersendiri untuk mendekatkan diri dan memuja Tuhan. Hal ini lah yang sering di katakan sebagai konsepsi IBD ( ilmu budaya dasar ) dalam agama.
                Filsafat dalam IBD adalah sebagai media. Kogkritnya, IBD menggunakan pengertian – pengertian yang berasal dari filsafat untuk melatih kepekaan mahasiswa dan memperluas wawasan pemikirannya dan menagamati suatu fenomena atau menkaji suatu masalah kemanusiaan dan budaya.
Definisi keindahan sangat luas. Oleh karena itu dalaml estetika modern, orang lebih suka berbicara tentang seni dan estetika karena hal itu merupakan gejala kongkrit yang dapat di telaah dengan pengalam secara empirik dan penguraian sistematis.




DAFTAR PUSTAKA



Widoyo Nugroho, Ilmu Budaya Dasar; Gunadarma, Jakarta. 1996.
Mustopo, M. Habib, Ilmu Budaya Dasar, Surabaya; Usaha Nasional          
            Shihab, Quraish Wawasan al-Qur’an, Bandung: Penerbit Mizan, 1996
Naqya, Lutfya. Konsep Ilmu Budaya Dasar Dalam Agama. 14 April 2015. http://lutfyanaqya.blogspot.com/2013/07/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam-agama-by.html
Jihadi, Hilman. Makalah Ilmu Budaya Dasar. 14 April 2015. http://hart94isd.blogspot.com/2012/03/makalah-ilmu-budaya-dasar.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komponen Sistem Informasi Manajemen

Pembahasan Komponen-komponen   Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen adalah seluruh elemen yang membentuk suatu sistem in...